IQNA

Surah-Surah Alquran/ 64

Penggambaran Sebuah Hari dimana Penyesalan Tidak Ada Gunanya

8:33 - March 07, 2023
Berita ID: 3478100
TEHERAN (IQNA) - Terkadang dengan melakukan beberapa hal, kita segera menyesal dan mencoba untuk menebus kesalahan kita, tetapi akan tiba suatu hari dimana menyesali perilaku-perilaku kita tidak akan berguna dan kesalahan kita tidak dapat ditebus.

Surah keenam puluh empat Alquran disebut At-Taghabun. Surah dengan 18 ayat ini berada di juz dua puluh delapan. Surah ini, yaitu Madaniyah, adalah surah keseratus sepuluh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Surah ini disebut At-Taghabun karena pada ayat 9, hari kiamat disebut Yaum at-Taghabun. Taghabun berarti ketidakmampuan dan penyesalan atas sesuatu. Yaum at-Taghabuan berarti hari ketika orang menyesali hal-hal yang telah mereka lakukan dalam hidup yang merugikan mereka.

Salah satu tujuan surah At-Taghabun adalah untuk mengingatkan manusia akan tauhid, kebangkitan, dan mengingatkan manusia untuk memanfaatkan kesempatan yang ada di dunia ini untuk perbuatan-perbuatan baik.

Topik terpenting yang diangkat dalam surah ini adalah pembahasan tentang hari kebangkitan, masalah penciptaan manusia, dan beberapa perintah moral dan sosial seperti bertawakal kepada Allah, suka meminjamkan, dan menghindari pelit.

Awal surah menggambarkan sifat-sifat Allah swt, dan setelah itu, dengan menggunakan ilmu Tuhan, surah ini memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati dengan perbuatan mereka yang tersembunyi dan terang-terangan, serta tidak melupakan nasib orang sebelumnya. Di bagian lain surah, mengisyaratkan pada hari kebangkitan dan akhirat serta ciri-cirinya. Salah satu ciri hari ini adalah suatu kelompok menyesali perbuatan duniawinya.

Perintah untuk menaati Allah dan Rasululullah (saw) serta menekankan prinsip pokok kenabian adalah topik lain dari surah ini. Bagian terakhir surah ini juga menghimbau manusia untuk memaafkan di jalan Allah dan mengingatkan agar tidak tertipu oleh harta, anak dan pasangan. Dalam surah ini disebutkan harta, anak dan istri sebagai sarana ujian manusia di dunia ini.

Dengan memperhatikan ayat-ayat ini, beberapa orang beranggaan bahwa mereka harus menjauh dari tipuan dan ujian ilahi dan duniawi ini, tetapi menurut apa yang dinyatakan dalam buku-buku tafsir, ujian itu pasti bagi setiap orang dan tidak ada cara untuk melarikan diri, tetapi seseorang harus mawas diri dan berlindung kepada Allah dari kegagalan dalam ujian dan kemungkinan-kemungkinan dalam kesalahan. (HRY)

berita-berita terkait
captcha