Menurut Iqna, mengutip Al Jazeera, sekelompok penghafal dan qari Alquran baru diwisuda di salah satu pusat pengungsi di utara Jalur Gaza setelah menyelesaikan edukasi hafalan dan tilawah Alquran.
Terlepas dari berlanjutnya perang di Jalur Gaza dan kejahatan rezim Zionis di Gaza, serta kelaparan dan pengungsian yang menyertainya, masyarakat Gaza tetap menekankan pada ketaatan pada Alquran, mempelajari dan menghafal Alquran di berbagai kalangan umur.
Salah satu hafiz kitab Allah menegaskan bahwa meskipun dalam kondisi sulit dan kehilangan keluarga serta dukungan, mereka tetap menghafal dan membaca Kitab Allah, sambil mengatakan: “Kami akan berjalan di jalan nenek moyang kami; para syuhada yang ada sebelum kita.”
Salah satu penghafal lainnya mengatakan bahwa program tahfiz Alquran sangat populer di kalangan pembelajar Alquran perempuan, dan para relawan ini terdiri dari berbagai kelompok, mulai dari penghafal sebagian Alquran hingga penghafalan seluruh Alquran. (HRY)