Akhlak Terpuji, Sebuah Air di atas Kekeringan yang Muncul dari Pergaulan

TEHERAN (IQNA) - Sebagian besar simpul masalah manusia, sejak hari dimana Adam turun ke bumi hingga hari ketika penghakiman tiba dan perhitungan semesta runtuh, terurai oleh tangan sebuah kebiasaan kecil. Apa kunci kecil yang membuka gembok besar ini?

Akhlak terpuji dikatakan sebagai seperangkat kualitas yang jika seseorang menggunakannya dalam pergaulannya, tidak hanya martabat dan statusnya tidak akan turun atau berkurang, tetapi ia akan menjadi populer di kalangan masyarakat dan secara istilah akan menjadi bahan pembicaraan.

Akhlak terpuji memiliki banyak efek dalam hubungan manusia dan sosial, yang tidak dapat dihitung. Misalnya, akhlak yang baik menarik cinta dan perhatian orang. Menarik kasih sayang mendatangkan perolehan kepercayaan orang, dan juga berkah dan keuntungan dihasilkan bagi orang yang berperilaku baik. Itu sebabnya Allah berfirman kepada Nabi dalam Alquran:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Akhlak terpuji memiliki banyak efek dari perspektif individu. Misalnya: Kedamaian batin yang disebabkan oleh akhlak yang baik, menyebabkan bertambahnya umur manusia. Saat ini, kita melihat banyak kematian yang disebabkan oleh stres dan faktor serupa. Karena inilah mengapa Imam Ja’far as-Shadiq (as) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menunjukkan kedalaman ilmunya:

الْبِرُّ وَ حُسْنُ الْخُلْقِ يَعْمُرانِ الدِّيارَ وَ يَزيدانِ فِى الْاعْمارِ

“Kebajikan dan akhlak yang baik memperkaya rumah dan menambah umur.”

Adapun cara-cara yang dianjurkan oleh para ulama akhlak untuk memperoleh akhlak yang terpuji adalah sebagai berikut:

1. Beramal menyalahi keinginan nafsu

Metode ini adalah ketika seseorang mengetahui bahwa dia rentan terhadap penyakit moral yang disebut pelit, dia bertindak melawannya dan memberikan hartanya beberapa kali.

2. Menempatkan panutan

Allah telah memuji Nabi Islam yang mulia karena memiliki akhlak yang terpuji, wa innaka la’ala khuluqin adzim. Oleh karena itu imam adalah panutan yang paling penting dimana seseorang dapat melembagakan fondasi karakter yang baik dalam dirinya dengan membaca biografi mereka dan mengamalkannya. (HRY)