IQNA

Tokoh-Tokoh Alquran/ 23

Syu’aib; Seorang Nabi Orator

12:01 - December 27, 2022
Berita ID: 3477789
TEHERAN (IQNA) - Sejarawan dan mufasir telah menulis tentang Nabi Syu’aib (as) bahwa dia buta, tetapi dia memiliki keterampilan dalam berbicara, logika dan argumentasi.

Di masa mudanya, setelah membunuh seseorang dalam pertemuan dengan pasukan Firaun, Nabi Musa (as) melarikan diri dari tanah itu dan di tengah jalan dia bertemu dengan gadis-gadis penggembala. Musa membantu gadis-gadis itu memberi minum hewan dan kemudian menemani mereka hingga rumah mereka.

Mereka adalah putri-putri Nabi Syu’aib dan sesampainya di rumah, mereka menawarkan untuk mempekerjakan Musa, yang diterima oleh sang ayah. Syu’aib menawari Musa pekerjaan dan pernikahan dengan putrinya, dan dia menerimanya. Setelah menyelesaikan kontraknya, Musa menikahi putri Syu’aib.

Menurut beberapa sumber, Syu’aib buta seperti Ya’qub. Banyak sejarawan dan mufasir menganggap penyebab kebutaan Syu’aib adalah karena dia banyak menangis karena cinta dan hasratnya kepada Allah swt.

Telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad (saw): Nabi Syu’aib (as) menangis begitu banyak karena cinta Allah sehingga ia menjadi buta, Allah membuatnya melihat lagi, ia menangis begitu banyak sehingga ia menjadi buta lagi, Allah membuatnya lihat lagi, untuk ketiga kalinya, dia menangis begitu banyak karena cinta Tuhan sehingga dia menjadi buta, Tuhan membuatnya melihat lagi, dan pada keempat kalinya, Tuhan mengungkapkan kepadanya: "Wahai Syu’aib, sampai kapan engkau selalu begini? Jika ini karena engkau takut akan neraka, maka Aku menjamin dirimu selamat darinya. Jika karena engkau rindu kepada surga, Aku menjamin engkau akan memasukinya."

Nabi Syu’aib (as) berkata:

اِلهِی وَ سَیدِی اَنْتَ تَعْلَمُ اَنِّی ما بَکیتُ خَوْفاً مِنْ نارِک وَ لا شَوْقاً اِلی جَنَّتِک، وَ لکنْ عُقِدَ حُبُّک عَلی قَلْبِی فَلَسْتُ اَصْبِرُ اَوْ اَراک

Nabi Syu’aib as berkata, “Tuhanku, Tuanku, Engkau tahu bahwa aku tidak menangis karena takut akan neraka-Mu atau rindu kepada surga-Mu, tapi karena cinta kepada-Mu telah tersimpul di hatiku sehingga aku tidak sabar untuk melihat-Mu.”

Maka, Allah SWT mewahyukan kepadanya, “Jika demikian, maka sebagai balasannya, Aku akan menjadikan Musa bin Imran, Kalim-Ku, sebagai pembantumu.” Sebagaimana disebutkan dalam beografi Nabi Musa (as), dia adalah penggembala Nabi Syu’aib (as) selama lebih dari sepuluh tahun.

Nabi Syu’aib (as) menyeru umatnya kepada Allah dan keadilan dengan logika dan argumentasi serta metode yang bijaksana dan penuh kasih. Pidatonya begitu menarik dan menawan sehingga Nabi Muhammad (saw) berkata: "Syu’aib adalah seorang pembicara dan orator di antara para nabi."

Alih-alih mendengarkan seruan logis Nabi Syu’aib (as) dan mematuhinya, kaum  Syu’aib (as) keras kepala dan melawannya dengan kesombongan, sampai-sampai mereka menyebutnya bodoh dan berpikiran lemah.

Sejarawan berselisih pendapat tentang umur nabi Syu’aib. Sebagian meyakini bahwa dia hidup selama 242 tahun, sementara yang lain menulis hidupnya sekitar 254 dan 400 tahun, dan ada juga perbedaan pendapat tentang tempat wafat dan makamnya. Arab Saudi, Yaman, Palestina, dan Iran adalah nama-nama tempat di mana Nabi Syu’aib kemungkinan dimakamkan. (HRY)

captcha