IQNA melaporkan seperti dilansir liputanislam.com, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Senin (13/12), menilai kunjungan itu sebagai langkah yang akan memberikan pijakan bagi “entitas Zionis yang palsu dan perusak” di kawasan Teluk Persia.
Dia juga menyebut kunjungan itu merusak keamanan di kawasan dan bertentangan dengan kepentingan bangsa Islam dan masyarakat di kawasan dan negara-negara Arab.
Khatibzadeh menekankan bahwa “sambutan atas perdana menteri entitas ilegal” tergolong sebagai faktor utama kacaunya keamanan, bangkitnya ketegangan, dan pemicu peperangan selama lebih dari 70 tahun di wilayah geografis Arab dan Islam, dan bahwa peristiwa sambutan itu tak akan pernah terhapus dari ingat bangsa Palestina, bangsa-bangsa Timur Tengah dan sekitarnya, dan bahkan seluruh kaum merdeka dunia.
Dilaporkan bahwa Bennett yang tiba di Abu Dhabi pada Ahad malam lalu mengadakan kunjungan resmi dua hari ke UEA. Peristiwa ini tercatat sebagai kunjungan pertama perdana menteri Israel sejak dicapainya Kesepakatan Abraham yang bertujuan menormalisasi hubungan antara Israel dan UEA. (HRY)