IQNA

Problem Psikologis; Souvenir 10 Tahun Kamp untuk Muslim Rohingya

16:05 - July 30, 2022
Berita ID: 3477099
TEHERAN (IQNA) - Bersamaan dengan dimulainya kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar, mereka tinggal di kamp-kamp yang setelah 10 tahun, meninggalkan suvenir kecuali masalah psikologis untuk mereka.

“Kamp-kamp ini didirikan di tempat-tempat yang sulit dijangkau dan tidak memiliki kondisi untuk menjadi tempat penampungan sementara bagi orang-orang terlantar, apalagi orang-orang tinggal di dalamnya selama hampir satu dekade,” menurut Iqna, dalam laporan yang diterbitkan oleh situs Doctors Without Borders, tentang kehidupan pengungsi Muslim Rohingya di kamp-kamp tersebut.

Di bagian lain dari laporan tesebut, disebutkan: Sekitar 140.000 Muslim Rohingya telah dipaksa untuk tinggal di kamp-kamp ini, di mana mereka menderita pembatasan pergerakan, penolakan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan; karenanya, banyak dari mereka yang mengambil risiko melakukan perjalanan ke Bangladesh dan Malaysia melalui jalur darat dan laut untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

“Masalah yang dihadapi para pengungsi Rohingya telah menyebabkan mereka menghadapi banyak masalah psikologis dari waktu ke waktu, dan situasi saat ini mengancam kesehatan mental mereka,” tegas Doctors Without Borders dalam laporannya.

Organisasi ini menyatakan bahwa tidak ada fasilitas yang cukup untuk menangani masalah para pengungsi ini di seluruh Myanmar, dan menyatakan dalam laporannya bahwa berkat keberadaan beberapa klinik organisasi ini di kamp-kamp tersebut, beberapa bantuan dan dukungan psikologis dasar diberikan kepada orang-orang ini dan mereka diberikan konseling.

Di bagian lain laporan ini, mengacu pada masalah yang lebih serius dari para perempuan yang tinggal di kamp, ​​​​dinyatakan: kondisi sulit yang dihadapi Muslim Rohingya di kamp dan terbatasnya kesempatan kerja yang menyebabkan kondisi ekonomi yang lebih sulit telah membuat perempuan dan anak perempuan lebih rentan, risiko dan kekerasan dalam keluarga.

Di akhir laporan ini ditegaskan bahwa para pengungsi Rohingya berharap suatu saat situasi saat ini akan berakhir dan anak-anak mereka dapat menikmati hak-hak dasar seperti pendidikan dan hidup dengan rasa aman kembali. (HRY)

 

4073928

captcha