IQNA

Ayatullah Khamenei:

Iran Memulai Latihan Militer untuk Bersaing dengan Israel

9:57 - October 04, 2021
Berita ID: 3475819
TEHERAN (IQNA) - Pemimpin Besar Iran Sayid Ali Khamenei membela keputusan negaranya menggelar latihan militer persis di sisi perbatasan negara ini dengan Azerbaijan, yang oleh sejumlah pejabat Iran lain disebut sebagai reaksi terhadap hubungan erat antara Azerbaijan dan Israel, musuh besar Iran.

IQNA melaporkan seperti dilansir LiputanIslam.com, dalam sebuah pidatonya melalui konferensi video pada upacara wisuda para lulusan akademi militer, Ahad (3/10), Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa pasukan negaranya akan memulai latihan militer yang berkonteks persaingan dengan musuhnya itu, tanpa menyebutkan nama Israel, dan bahwa negara-negara sekitar Iran tidak seharusnya memperkenankan pasukan asing menggunakan kepentingan nasional negara-negara itu untuk mencampuri urusan internal mereka atau berpartisipasi dalam tentara mereka.

Dia memastikan bahwa keberadaan pasukan asing di Timur Tengah merupakan “sumber kehancuran”, dan mengimbau kepada negara-negara jiran Iran untuk selalu bersikap independen di depan pasukan asing dan menyatukan barisan mereka.

Iran terusik oleh hubungan Azerbaijan dengan Israel yang telah menjual pesawat-pesawat nirawak (UAV/drone) dan berbagai jenis senjata lain bertoknologi tinggi yang digunakan Baku dalam perang melawan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada tahun lalu.

Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa pasukan Iran telah menjadi benteng yang sangat tangguh di depan segala ancaman militer musuh di dalam dan di luar negeri.

Dia menyebutkan stabilitas dan keamanan di negara manapun merupakan infrastruktur utama bagi semua aktivitas dan upaya menggalang kemajuan, dan karena itu hal ini menjadi urusan penting bagi Angkatan Bersenjata Iran.

“Mereka yang mengira bahwa mereka akan dapat menjamin keamanannya dengan cara bersandar pada pihak lain hendaklah mengetahui bahwa mereka akan segera terkena tamparan akibat perilakunya ini.” ujarnya.

Dia menambahkan, “Tentara AS masuk ke negara tetangga kita, Afghanistan, demi menggulingkan pemerintahan Taliban, dan bercokol di negara ini selama 20 tahun, melakukan pembunuhan, kejahatan dan okupasi, tapi setelah itu malah menyerahkan pemerintahan kepada Taliban  dan keluar. Jangan sampai kita membiarkan pihak-pihak asing masuk.”

Di lantas berseru, “Peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di barat laut negara kita di sebagian negara tetangga kita (Azerbaijan juga merupakan sesuatu yang harus disolusi dengan logika ini.”

Pemimpin Besar Iran juga menegaskan, bahwa “keberadaan pasukan asing di kawasan kita, termasuk AS, menyebabkan kehancuran dan membangkitkan peperangan”, dan karena itu dia mengimbau kepada semua negara untuk berbuat demi kemerdekaannya dan inpendensi tentaranya, bertumpu pada bangsa masing-masing, dan bekerjasama dengan tentara negara-negara sekitar demi kemaslahatan.

Menyinggung polemik yang terjadi belakangan ini antara Eropa dan AS, dia mengatakan, “Sebagian orang Eropa menganggap apa yang dilakukan AS sebagai tikaman dari belakang… Eropapun harus menjamin keamananya secara independen tanpa bergantung pada NATO, atau tepatnya tanpa bergantung pada AS.”

Dia juga mengatakan, “Ketika negara-negara Eropa saja merasa tak sanggup menegakkan keamanannya secara permanen akibat kebergantungannya kepada AS, negara yang tak bertolak belakang dengan Eropa, maka jelaslah sepenuhnya keadaan negara-negara lain yang menempatkan angkatan bersenjatanya di bawah dominasi AS dan negara-negara lain.” (hry)


captcha