IQNA

Ulama Kenamaan Dunia Islam/ 19

Moustafa Mahmoud; Dari Popularitas dalam Studi Alquran hingga Isolasi

8:46 - February 02, 2023
Berita ID: 3477965
TEHERAN (IQNA) - Moustafa Mahmoud, seorang dokter, pemikir, penulis, dan programmer Mesir, selama lebih dari 5 dekade aktivitas intelektual dan sastra, mencoba menunjukkan pentingnya kedudukan iman dan akhlak berdasarkan itu di era dominasi ilmu pengetahuan dengan menghadirkan pemahaman berbasis iman tentang sains eksperimental.

Menurut Iqna, Moustafa Kamal Mahmoud Hussein Al Mahfouz (lahir 27 Desember 1921 – meninggal 31 Oktober 2009) adalah seorang ulama Mesir, dokter, pemikir dan penulis. Dia telah meninggalkan 89 buku di bidang tafsir Alquran, ide-ide keagamaan, novel, drama dan safarnama (catatan perjalanan).

Moustafa Mahmoud meninggalkan dunia kedokteran sangat awal dan memasuki dunia penulisan dan pemograman, meskipun kegiatan ini memberinya banyak pendapatan finansial, tetapi dia sendiri menjalani hidup sederhana dan mengabdikan sebagian besar pendapatannya untuk amal. Pada 1979, dari hasil penerbitan karya-karyanya, ia membeli sebidang tanah dan membangun masjid di sana, yang dikenal dengan nama Masjid Moustafa Mahmoud.

Selain itu, ia mendirikan tiga pusat kesehatan yang merawat mereka yang membutuhkan. Di sisi lain, ia membentuk karavan medis besar yang terdiri dari 16 dokter terkemuka yang merawat pasien yang membutuhkan di daerah pedesaan dan pinggiran secara gratis.

Masjid Moustafa Mahmoud termasuk pusat astronomi dan museum geologi, yang masih dikelola oleh para profesor ahli. Museum ini mencakup koleksi batu granit, kupu-kupu dan hewan kering lainnya serta beberapa makhluk laut. Pusat Layanan Ilmiah Asteroid Moustafa Mahmoud No. (296753) di Sabuk Asteroid dinamai menurut namanya.

Moustafa Mahmoud memperingatkan tentang bahaya rezim Zionis bagi Mesir, dunia Arab dan dunia Islam. Dia berusaha keras untuk mengklarifikasi rencana rezim ini di bidang senjata pemusnah massal dan rencana yang menargetkan sumber daya air negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Suriah. Namun, tindakan tersebut tidak menyenangkan bagi para pemimpin politik Mesir yang berusaha untuk melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, dan menurut penuturan putranya, karena posisi inilah siaran program sains dan iman yang telah ditayangkan sebanyak 400 episode, diperintahkan oleh presiden Mesir saat itu dilarang.

Masalah lain yang dimiliki Moustafa Mahmoud adalah buku "Syafaat" yang diterbitkan pada tahun 1999. Buku ini menimbulkan kontroversi besar. Dalam buku ini, ia mencoba membahas konsep umum syafaat dengan pandangan kritis. Ia menganggap syafaat bertentangan terhadap Islam jika itu berarti menghentikan amal dan mengabaikan perintah-perintah Islam.

14 buku ditulis sebagai tanggapan atas bukunya, yang terpenting adalah karya Dr. Mohamed fouad shaker, yang menggambarkannya sebagai seorang dokter yang bodoh ilmu agama. Setelah krisis ini, Moustafa Mahmoud terisolasi selama sisa hidupnya. (HRY)

captcha