IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 7

Tafsir Al-‘Askari (as). Sebuah Warisan yang Berharga

1:58 - November 20, 2022
Berita ID: 3477623
TEHERAN (IQNA) - Salah satu tafsir lama dikaitkan dengan Imam Hasan al-‘Askari (as), yang berisi 379 hadis, dan menakwilkan beberapa ayat Alquran, dan sebagian besar tafsirnya adalah tentang mukjizat Nabi Muhammad (saw) dan para imam Syiah.

Tafsir yang dikaitkan dengan Imam Hasan al-‘Askari (as) adalah salah satu tafsir riwayat Imamiyyah dan terkait abad ketiga Hijriah. Ada banyak perdebatan mengenai benar atau tidaknya pengaitan tafsir ini dengan Imam Hasan al-‘Askari (as).

Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad dijuluki Imam Hasan al’Askari (as), (lahir tahun 846 M di Madinah dan syahid tahun 874 M di Samarra), adalah Imam Syiah ke-11 dan ayah dari Imam Mahdi (afj).

Buku ini dinukilkan oleh Abu Yaqub Yusuf bin Muhammad bin Ziyad dan Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Yasar, salah satu murid Imam Hasan al-‘Askari (as) atas perintahnya selama tujuh tahun. Muhammad bin Qasim Astar Abadi juga meriwayatkannya.

Tafsir ini bukanlah tafsir seluruh Alquran. Tafsir dimulai dari surah Hamdalah dan diakhiri dengan surah Al-Baqarah ayat 282. Tafsir yang bergenre “tafsir riwayat” ini dimulai dengan penjelasan tentang keutamaan-keutamaan Alquran, takwil dan adab membaca Alquran serta dilanjutkan dengan penyebutan hadis-hadis yang memuat keutamaan-keutamaan Ahlulbait (as).

Dalam tafsir ini, beberapa ayat ditakwilkan (jenis penafsiran yang mengungkapkan makna yang jauh dari lahiriah kata-kata) dan sebagian besar penakwilan tentang mukjizat Nabi (saw) dan para imam Syiah. Total ada 379 hadis dalam tafsir ini. Sebagian besar adalah riwayat yang panjang dan terperinci, sampai-sampai terkadang satu riwayat mencakup beberapa halaman.

Sheikh Shaduq (wafat 381) adalah ulama pertama yang banyak mengutip tafsir ini dalam kitab-kitabnya, meskipun ia tidak mengatakan apa-apa tentang keabsahannya. Ayatullah Saifi Mazandarani, salah satu ahli fikih kontemporer, merujuk pada hadis-hadis Tafsir al-‘Askari oleh Sheikh Shaduq dan menganggapnya sebagai salah satu dalil yang membuktikan validitas karya ini. Terlebih Sheikh Shaduq dekat dengan masa Imam Hasan al-‘Askari (as) dan ayahnya dianggap sebagai salah satu sahabat istimewanya. Meneliti rantai riwayat kitab juga menunjukkan bahwa penukilan tafsir ini umum di kalangan ahli hadis dan ahli fikih Qom pada abad keempat dan kelima.

Salah satu hadis terkenal Tafsir al-‘Askari (as), yang telah ditegaskan dan dikutip oleh banyak para ahli fikih dalam karya-karyanya, adalah hadis yang menggambarkan ciri-ciri seorang fakih Jamiah al-Syarait. Teks dan terjemahan narasi tersebut adalah sebagai berikut;

«فَمَن قَلَّدَ مِن عَوامِّنا مِثلَ هؤلاءِ الفُقَهاءِ فَهُم مِثلُ اليَهودِ الذينَ ذَمَّهُمُ اللّه ُ بالتَّقليدِ لِفَسَقَةِ فُقَهائهِم .فَأمّا مَن كانَ مِن الفُقَهاءِ صائنا لنفسِهِ حافِظا لِدينِهِ مُخالِفا على هَواهُ مُطِيعا لأمرِ مَولاهُ فلِلعَوامِّ أن يُقَلِّدُوهُ ، وذلكَ لا يكونُ إلّا بَعضَ فُقَهاءِ الشِّيعَةِ لا جَميعَهُم»

“Maka jika orang awam dari (pengikut) kami, bertaklid kepada para fukaha seperti mereka, maka mereka itu seperti kaum Yahudi yang dicela oleh Allah karena taklid kepada para fukaha yang fasik. Adapun jika dari kalangan fukaha itu (ada) yang menjaga dirinya, memelihara agamanya, berpaling dari (keinginan) nafsunya serta taat terhadap perintah Tuhannya, maka bagi orang awam hendaklah mengikutinya. Dan mereka yang seperti itu tidak lain kecuali sebagian dari fukaha Syi’ah, bukan semuanya.” (HRY)

captcha